“aku
pulaaaang…” (membuka pintu)
“ah..
kau sudah pulang. Cepat ganti baju. Ibu sudah siapkan makan malam.”
“baik..”
Aku
Song Jee Hoon. Biasa di sapa Jee Hoon. Sekarang sedang menempuh pendidikan
kelas 2 di SMA KonKuk(ngarang aja. Hegh..hegh.., red), Seoul. SMA KonKuk adalah
SMA favorit. Hanya orang-orang pilihan yang dapat bersekolah di SMA KonKuk. Aku
bisa bersekolah di SMA KonKuk karena mendapat beasiswa. Kalau tidak ada
beasiswa, mungkin SMA KonKuk hanyalah sekolah impian yang tak kan pernah bisa
menjadi kenyataan, karena aku hanya
berasal dari keluarga sederhana.
“Jee
Hoon cepaaat..” kata ibu
“iya
bu..”
Aku
menuju ke ruang makan. Ibu dan kakak
(laki-laki) ku sudah menunggu di ruang makan.
“kau
ini lama sekali. Aku sudah kelaparan gara-gara menunggumu.” Kata kakak
“mianhae
Geun Suk Oppa”
Ya,
Jang Geun Suk.. itulah nama kakak laki-laki ku. Aku dan Geun Suk Oppa sering
bertengkar. Tapi kadang-kadang kami juga sangat kompak. Kak Geun Suk adalah
kakak yang sangat bertanggung jawab. Dia selalu melindungiku, walaupun
kadang-kadang dia menyebalkan. Kak Geun Suk sekarang sedang menempuh pendidikan
di Universitas Kyung Hee. Salah satu universitas terfavorit di Seoul. Aku dan
Geun Suk Oppa sangat beruntung bisa bersekolah di tempat favorit. Kak Geun Suk
memang orang yang sangat jenius. Dan aku beruntung punya kakak jenius seperti
kak Geun Suk. Karena kejeniusannya menurun kepadaku. Wkwkwk.. ^-^
“ah..
sudah-sudah. Jangan bertengkar. Cepat makan. Nanti keburu dingin.”
“iya
eomma.. selamat makaaaan…” kataku dan Geun Suk Oppa bersamaan.
“aaaah….
Kenyangnya..” kata kakak
Aku
baru sadar, ternyata ayah tidak ikut makan malam bersama kami. Aku bertanya
pada ibu.
“ayah
dimana bu ??”
“ayahmu
masih kerja.”
“belum
pulang ??”
“iya.
Tadi ayahmu bilang, hari ini dia lembur.”
“oooh..”
“heeh..
kau sudah belajar ??” tanya Kak Geun Suk padaku.
“kau
sendiri apa sudah belajar ??”
“kau
ini.”
“apa
??”
Kak
Geun Suk memasang wajah jengkelnya.. haha.. lucu sekali. ^-^
“aduh..
kalian ini.. setiap hari selalu bertengkar.” Kata ibu
“dia yang memulai bu..” kataku sambil menunjuk Geun Suk Oppa
“apa kau bilang ?? naega ??”
“iya.. kau”
“kau.”
“kau.”
“kaaaau.”
“Oppa.. kau sangat menyebalkan.”
“kau juga.”
“sudah.. jangan bertengkar lagi. Geun Suk, Jee Hoon. Masuk
ke kamar kalian.” Kata ibu
Aku dan Geun Suk Oppa masuk kamar masing-masing.
***
Aku berjalan sendirian di koridor depan perpustakaan sekolah
sampai ada yang memanggilku dari belakang.
“hey.. Song Jee Hoon.”
“ah, Park Shin Hye.”
“annyeong haseyo..”
“annyeong haseyo..”
Park Shin Hye adalah sahabatku. Selain Park Shin Hye, aku
masih mempunyai satu sahabat lagi, laki-laki. Namanya Lee Hong Ki. Lee Hong Ki
adalah orang yang sangat periang. Dia selalu menjadi titik terang bagi aku dan
Shin Hye. Park Shin Hye dan Lee Hong Ki adalah sahabat terbaikku sejak kecil.
“Jee Hoon…. Shin Hye… tunggu aku.”
“Hong Ki..??”
“tungguuuu….”
“aah… anak ini, selalu seperti ini. tidak pernah berubah.”
Gerutu Shin Hye.
Aku hanya tersenyum..
Sambil terengah-engah karena habis berlari-lari. “hah..
gomaweo.. sudah mau menungguku. Kalian memang sahabat terbaikku.” Memeluk aku
dan Shin Hye erat-erat..
“uhuk..uhuk.. Hong Ki lepaskan aku. Aku tidak bisa
bernafas.” Kataku.
“iya Hong Ki, lepaskan aku.”
“ah,, iya..iya.. mianhae..”
Kali ini waktunya pelajaran hanguk. Pelajaran yang
mempelajari hal-hal tentang Korea. Mulai dari sejarah hingga adat istiadat. Di
tengah-tengah pelajaran, ada sekelompok lelaki yang masuk kelasku. Mereka
begitu asing di mataku juga di mata anak-anak yang lain. Sekelompok lelaki yang
masuk kelasku itu ada lima orang.
Salah satu dari lima lelaki itu memberi salam kepada guru
yang sedang mengajar di kelasku sekarang. “annyeong hasimnika..”
“oh.. annyeong haseyo. Kalian sudah datang rupanya.”
“iya..”
“masuklah.. dan perkenalkan diri kalian masing-masing..”
Aku berbisik kepada Shin Hye dan Hong Ki. “siapa mereka ??”
“aku juga tidak tau. Tapi yang jelas mereka tampan sekali..”
“apa ??” sahut Hong Ki.
“mereka sangat tampan.. iya kan Jee Hoon.”
“Jee Hoon, jangan dengarkan dia.”
“kau ini kenapa ??”
“ah,, aniyeyo.. aniyeyo..”
“kau ini aneh sekali.”
“aku ini laki-laki.. wajar kalau aku merasa risih jika
kalian bilang ada lelaki lain yang lebih tampan dari aku.”
“aaah… ternyata kau cemburu ya Hong Ki ?? ha ??” Shin Hye meledek Hong Ki.
“kalian ini.. Hong Ki, kau tidak perlu cemburu. Karena
bagiku, kau lebih keren dari pada mereka.” Kataku.
“apa Jee Hoon ?? Kau bilang apa ?? aku lebih keren daripada
mereka ??”
Aku mengangguk.
“kau serius ??”
Aku mengangguk lagi.
Hong Ki kembali memelukku. Bahkan kali ini lebih erat
daripada yang tadi. “Jee Hoon.. Gomaweo.. Kau.. kau.. kau telah membuat suasana
hatiku menjadi lebih baik.”
“iya..iya.. Hong Ki. Tapi.. tapi.. bisakah kau melepaskan
pelukanmu ini ??”
“mianhae..mianhae.. lagi-lagi aku membuatmu sesak nafas ya
??”
“J”
“haha.. Hong Ki.. Hong Ki..” sahut Shin Hye.
Kelima lelaki itu mulai memperkenalkan diri mereka.
“annyeong haseyo.. Kim Hyun Joong imnida.”
“annyeong haseyo.. Kim Hyung Joon imnida.”
“annyeong haseyo.. Heo Young Saeng imnida.”
“annyeong haseyo.. Park Jung Min imnida.”
“annyeong haseyo.. Kim Kyu Joong imnida.”
Setelah memperkenalkan nama mereka masing-masing, satu dari
mereka menjadi perwakilan untuk memberi tahu asal usul mereka. Dia adalah
lelaki yang bernama Kim Hyun Joong.
“kami pindahan dari SMA Kyonggi (ngarang juga hehe, red).
Kami pindah ke sini karena kami merasa sekolah ini benar-benar sekolah yang
menjadi primadona. Kami akan merasa sangat terhormat jika bisa di terima di
sekolah ini dengan baik. Mannasso pangawoyo.. Gamsahamnida.. ”
Guru kami mempersilahkan kelima lelaki itu untuk mencari
tempat duduk yang masih kosong. “di sini masih ada bangku yang kosong. Kalian
bisa duduk di bangku tersebut.”
“gamsahamnida..” kata kelima lelaki itu.
“aah.. gawat..” kataku.
“kenapa Jee Hoon ??” tanya Hong Ki.
“kau lihat.. di sebelah bangku ku ini masih ada yang kosong.
Salah satu dari mereka pasti ada yang duduk disini. Haaaish..”
“heh.. kau ini aneh sekali. Kau tidak mau duduk bersama
mereka ?? para lelaki tampan. Hah ??” sahut Shin Hye.
“apa kau tidak mendengar ucapan Jee Hoon tadi. Kata Jee
Hoon, aku lebih keren daripada mereka. Karena itulah Jee Hoon tidak begitu
berminat duduk dengan mereka. Iya kan Jee Hoon ?? Tidak seperti kau.” Kata Hong
Ki.
Aku menjawab pertanyaan Hong Ki. “iya Hong Ki. Ketenanganku
pasti akan terganggu karena keberadaan mereka. Aku yakin itu.”
Ternyata benar dugaanku. Salah satu dari mereka ada yang
menuju ke arahku.
“heh.. aku mau duduk.”
“a..apa kau bilang ??”
“aku mau duduk.”
“hash.. lancang sekali kau.”
“lancang ??”
“iya.. kau sangat lancang. Tidak permisi dulu. Bisakah kau
bersikap lebih sopan. Hah ??”
Dia mengacuhkan perkataanku dan langsung duduk di sampingku.
“kau… dasar siswa baru tidak tau sopan santun.” Gerutuku.
“kenapa harus dia yang sebangku denganku ??”
Lelaki itu memasang senyum sinis kepadaku.
“apa kau ??”
“kau lucu sekali kalau sedang marah. Haha..”
0 komentar:
Posting Komentar