Daily Activity and New Info in the World

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Lovely Day In High School Part 1b



Saat jam istirahat, aku dan kedua sahabatku menuju ke perpustakaan. Aku curahkan semua kejengkelanku terhadap lelaki itu kepada  Hong Ki dan Shin Hye.

“Lelaki itu benar-benar menyebalkan. Aku tidak tau sampai kapan aku bisa bertahan dengan lelaki menjengkelkan itu.”
“kau tidak mau duduk sebangku dengan dia ?? bagaimana kalau aku saja. Hah ??”
“apa ??”
“Shin Hye, kau benar-benar menyukai mereka ??” sahut Hong Ki.
“aaah… tidak.. mana mungkin aku menyukai mereka. aku tidak suka dengan tipe-tipe orang seperti mereka itu. Aku hanya ingin membantu Jee Hoon.”
“setuju..” sahutku.
“setuju apa Jee Hoon ??”
“Shin Hye, kau tadi bilang ingin duduk dengan dia. Aku setuju. Lebih baik aku duduk dengan kau saja Hong Ki. Bagaimana ?? kau mau duduk denganku kan Hong Ki ??”
“a…apa ??”
“Hong Ki kau pasti setuju.” Kata Shin Hye.
“kau mau kan Hong Ki ?? ayolah Hong Ki.”
Dengan nada pasrah. “haah.. baiklah.”
“gomaweo Hong Ki.” Aku memeluk Hong Ki.


===================***================***==============***==============================


Keesokan harinya aku duduk sebangku dengan Hong Ki, dan Shin Hye duduk di bangku ku. Lelaki itu masuk ke kelas. Setelah melihatku duduk di bangku Shin Hye, lelaki itu kelihatan sangat kesal.
Sambil menudingku dia berkata. “hey kau.. kenapa kau pindah ??”
“apa urusanmu ??” bantahku.
“cepat pindah ke tempatmu seperti semula.”
“heh.. siapa kau ?? berani memerintahku seperti itu.”
“sudah ku bilang. Cepat kembali ke bangkumu.”
“aku tidak mau.”
“kenapa ??”
“aku bisa gila kalau harus terus menerus  bersamamu.”
“a..apa ??apa kau bilang ??” kemudian sambil menuding Shin Hye dia berkata. “hey kau.. siapa namamu ??”
“aku ??”
“ya.. kau.”
“aku Shin Hye.”
“Shin Hye, bisakah kau pindah ke bangkumu seperti semula ??”
“ta..tapi.”
“ayo pindah !!”
“tapi Jee Hoon tidak mau duduk denganmu.”
“oooh.. jadi namamu Jee Hoon ??” (sambil menoleh ke arahku.)
“iya namaku Jee Hoon. Song Jee Hoon. Kenapa ??” ucapku.
“namamu sangat aneh. Sama seperti orangnya.”
“hah… apa ?? ka… kau.. kau benar-benar..” belum selesai aku berbicara, dia sudah memotong.
“apa ??”
“menyebalkaaaaan… kenapa harus kau yang duduk denganku ??”
“masih untung aku mau duduk denganmu. Teman-temanku tidak ada yang sudi untuk duduk denganmu karena kau sangat aneh.”
“apa ??”
“haha… kau sangat pucat mendengarnya. Hey… Song Jee Hoon, sekali lagi ku bilang.. cepat pindah ke bangkumu.”

Aku memalingkan pandanganku ke segala arah. Dan pandanganku terhenti pada Kim Hyung Joon, teman Kim Hyun Joong.. lelaki menyebalkan yang sekarang di sampingku. Kim Hyung Joon memberi isyarat dengan anggukan agar aku mau menuruti keinginan Kim Hyun Joong. Aku masih tidak mengerti, dan memberi isyarat kalau aku tidak mengerti. Dan sekali lagi, dia menganggukkan kepalanya sebagai isyarat agar aku mau menuruti keinginan Kim Hyun Joong. Aku mulai mengerti, dan aku juga menganggukkan kepala sebagai tanda bahwa aku mau. Kim Hyung Joon tersenyum manis.

“baiklah.. aku akan pindah.” Ucapku kepada Kim Hyun Joong.
“bagus.. nona manis.” Ucapnya sambil meringis.
“heh.. tapi aku terpaksa melakukan ini semua. Aku sudah tidak tahan lagi mendengar teriakan-teriakanmu itu.”
Dan sekali lagi, dia hanya meringis.
“Shin Hye, pindahlah ke bangkumu.”
“tapi Jee Hoon.. gwaenchanayo ??”
“sudahlah.. aku tidak apa-apa.”
Dan sekarang Hong Ki mulai berbicara setelah tadi hanya terdiam mendengarkanku bertengkar dengan Hyun Joong. “hey.. aku tidak akan tinggal diam kalau kau macam-macam dengan sahabatku.”
“tenanglah pirang.. sahabatmu aman bersamaku.”
“apa ?? kau mengataiku pirang ??”
“rambutmu memang pirang kan ?? haha..”
“jangan menertawai sahabatku.” Bentak Shin Hye.
 “heh.. Kim Hyun Joong.. awas kalau kau berani macam-macam sama kami. Kau pasti mati.” Ucapku.
“baik nona manis..” (sambil memberi hormat).

==========================***==============***============***===========================

Kekesalanku kepada Kim Hyun Joong terbawa hingga ke rumah. Di rumah aku mengomel tidak karuan, tanpa tau siapa yang harus aku marahi.

“heh, Jee Hoon.. kau ini kenapa ?? dari tadi marah-marah tidak karuan.”
“laki-laki menyebalkan itu sudah membuat hidupku tidak tenang.”
“laki-laki menyebalkan ?? siapa dia ??”
“siswa baru di SMA Konkuk. Satu kelas denganku. Namanya Kim Hyun Joong.”
“sepertinya kau benar-benar kesal dengan dia.”
“ne, oppa.. dia sudah membuat hari-hariku di sekolah penuh dengan kekacauan.”
“hati-hati.. biasanya benci bisa berubah menjadi cinta.”
Aku yang sedang minum langsung tersedak. “apa ?? mana mungkin..”
“mungkin saja.”
“oppa..” rengekku.
“tidurlah..”
“aku belum mengantuk.”
“jangan buang waktumu untuk memikirkan laki-laki yang kau bilang menyebalkan itu. Lebih baik kau tidur saja.”
“apa ?? memikirkan dia ??”
“terus kenapa kau tidak mau tidur kalau tidak sedang memikirkan dia.. hah..”
“haaaish… baiklah..baiklah.. aku akan tidur.”

Aku segera meninggalkan Geun Suk Oppa. Kemudian kak Geun Suk berteriak namun tidak begitu keras. “Jee Hoon, langsung tidur. Jangan memikirkan dia.”
Aku hanya mencibir mendengar kata-kata kak Geun Suk.





***



Aku berjalan tunggang langgang menuju kelas. Bangun tidur tadi aku sudah berdo’a supaya hari ini bisa menjadi hari yang baik buatku tanpa gangguan Kim Hyun Joong. Tapi di depan pintu kelas, aku sudah di kejutkan oleh sosok lelaki yang sedang menghalangi pintu. Dan.. ya, siapa lagi lelaki itu kalau bukan Kim Hyun Joong.

“aaaah.. ya Tuhaan.. kenapa Kau tidak mengabulkan permohonanku.” Kataku lirih.
“pagi nona kancil..” sapa Kim Hyun Joong dengan peringisannya.
“kau berbicara denganku ??”
“iya.. kau.”
“kau memanggilku apa ?? nona kancil ??”
“iya..”
“kenapa kau memanggilku seperti itu ??”
“karena hari ini aku baru tau kalau kau siswa paling cerdas di kelas ini. dan kau juga sangat keras kepala. Mirip dengan kancil kan ??”
“kemarin kau mengatai Hong Ki ‘pirang’. Dan sekarang kau memanggilku ‘nona kancil’. Setelah itu siapa lagi ?? hah ?? Shin Hye..?? masih pagi kau sudah membuatku kesal. Bisakah kau tidak menggangguku ?? sejak ada dirimu hari-hariku di sekolah menjadi kacau. Minggirlah.. aku mau masuk.” Aku mendorongnya.

Aku segera menuju bangkuku. Saat sedang berjalan menuju bangku, aku bersimpangan dengan Kim Hyung Joon dan tiga temannya yang lain. Kim Hyung Joon tersenyum manis kepadaku. Aku segera membalas senyumnya. Setelah membalas senyuman Hyung Joon, aku teruskan perjalananku (halah lebay.. hehe, red) menuju bangku. Di sana sudah ada Hong Ki dan Shin Hye.

“pagi Jee Hoon..” sapa Hong Ki dan Shin Hye.
“ya.. pagi.” Dengan nada lemas.
“ada apa lagi denganmu Jee Hoon ?? pagi-pagi kau sudah tidak bersemangat seperti itu.” Tanya Shin Hye.
“dia sudah menggangguku lagi.”
“oh.. si Mr. kancil itu ??” kata Hong Ki.
“kau bilang apa Hong Ki ??”
“Mr. kancil.”
“kau memanggilnya Mr. kancil ??”
“iya.. karena dia sombong dan angkuh seperti kancil. Dia memang pantas di panggil Mr. kancil. Iya kan Shin Hye ??”
“iya.. benar sekali. Dia memang seperti kancil.”
“bagaimana bisa ?? bagaimana bisa seperti ini ??” ucapku dengan lirih.
“kau kenapa lagi Jee Hoon ?? kau tidak suka aku memanggilnya Mr. kancil ??”
“tidak.. tidak..”

========================================================================================

Bagaimana bisa ?? pertanyaan seperti itu selalu muncul di benakku, tanpa aku tau pertanyaan itu tertuju untuk siapa.

“kenapa Hong Ki memanggil dia Mr. Kancil, sedangkan dia juga memanggilku nona kancil ?? itu berarti julukan untukku dan julukan untuknya sama. Sama-sama kancil. Kenapa bisa sama ?? haaaash…”

Di tengah lamunanku, tiba-tiba aku melihat Hyung Joon sedang duduk sendirian di taman sekolah. Aku putuskan untuk menghampirinya. Dan dengan ragu-ragu aku menyapanya.

“hay..”
“kau ??”
“sedang apa kau di sini ?? kenapa kau tidak bergabung dengan teman-temanmu ??”
“kami tidak harus selalu bersama setiap waktu. Ada waktu untuk urusan pribadi kan ??”
“o..ooh.. begitu.”
“kau sendiri sedang apa di sini. Mana teman-temanmu ?? siapa namanya ??”
“ah.. Shin Hye dan Hong Ki.”
“iya.. di mana mereka ?? kenapa tidak bersamamu ??”
“di sana.” Aku menunjuk ke arah Shin Hye dan Hong Ki yang sedang duduk-duduk di bangku taman di bawah pohon.
“kau tidak ikut bersama mereka ??”
“seperti yang kau bilang tadi. Ada waktu untuk urusan pribadi.”
“kau sedang ada masalah ??”
“aah.. tidak.”
“kau sedang memikirkan Hyun Joong ??”
“hah..??”
“kenapa ??”
“tentu saja tidak. Untuk apa aku memikirkan dia.. orang yang sudah membuat hidupku kacau.”
“ooh.. jadi kedatangan kami sudah mengganggu hidupmu ??”
“tidaak.. tidaak.. tidak seperti itu. Bukan kalian. Kim Hyun Joong.. ya, hanya dia.”
“tapi kedatangannya juga sama dengan kedatangan kami. Aku, Jung Min, Young Saeng, dan Kyu Joong.”
“aah.. sudahlah, tidak usah di bahas lagi.”
“nona..”
“Jee Hoon. SONG JEE HOON. Itu namaku.”
“Jee Hoon, kau harus tau.”
“tau apa ??”
“Hyun Joong, orang yang sangat kau benci.. orang yang kau bilang sangat menyebalkan.. sebenarnya adalah sosok orang yang bertanggung jawab bagi kami.”
“apa ?? mana mungkin ??”
“iya.. itulah kenyataannya.”
“dia sangat sombong, angkuh, tidak punya sopan santun, dan egois. Mana mungkin dia bisa menjadi orang yang paling bertanggung jawab di antara kalian.”
“memang. Kalau belum mengenalnya, dia akan kelihatan sangat menyebalkan, sombong, angkuh, egois. Tapi sebenarnya itu adalah cara dia untuk mengakrabkan diri dengan orang-orang baru yang ada di sekitarnya. Karena itulah saat itu aku menyuruhmu untuk mau menuruti keinginannya. Karena aku tau, dia tidak akan menyakitimu. Dia hanya ingin lebih akrab denganmu, setelah itu baru dengan sahabat-sahabatmu.”
“benarkah seperti itu ??”
“hmm..”


========================================================================================


Saat perjalanan pulang aku melihat ada gang sempit. Aku berfikir, mungkin akan lebih cepat sampai rumah kalau lewat gang itu. Aku memutuskan untuk lewat di gang itu padahal biasanya aku lewat di jalan raya biasa dan tidak pernah sama sekali melewati gang sempit itu. Ketika menyusuri gang sempit itu sendirian, aku di hadang oleh sekelompok preman yang sedang mabuk berat.

“hay nona manis..”
“mau apa kalian ??”
“oh.. kau sangat galak sekali. Kenapa kau di sini sendirian nona manis ?? tempat ini sangat berbahaya untuk gadis secantik dirimu. Apalagi kau hanya sendirian. Ayo, kami akan menemanimu supaya kau tidak sendirian. Bagaimana. Hah ?? hahahahaha…” preman itu tertawa tebahak-bahak dan salah satu dari mereka ada yang mencolekku.
“jangan sentuh aku. Justru kalianlah orang yang berbahaya untukku. Kalau kalian berani macam-macam, kalian pasti mati.” Sambil memasang kuda-kuda (buwakakakak, red).
“oouh.. kau benar-benar galak nona manis. Ayolah jangan galak-galak. Ikutlah bersama kami.” Preman-preman itu menarik-narikku. Aku berteriak sekencang mungkin.
“lepaskan aku.. lepaskan aku. Toloong.. tolooong.. iich, lepaskan aku.”
“percuma nona.. disini sangat sepi. Tidak akan ada yang mendengarmu walaupun kau berteriak.”
Seorang lelaki tiba-tiba muncul. “hey kalian.. lepaskan dia.”
Aku sangat terkejut. “Ka..kau ??”
“anak kecil, kau jangan ikut campur.” Kata seorang preman.
“jangan panggil aku anak kecil kalau kalian belum melawanku. Majulah.”
“hah.. berani sekali kau.”
“hh.. majulah.”

Preman-preman itu mendekatinya. Dia yang hanya sendiri melawan lima preman sekaligus. Sungguh miris aku melihatnya. Tapi dia benar-benar seperti pahlawan, datang tepat di saat aku membutuhkan bantuan. Dengan tangguh dia melawan preman-preman itu. Setelah mengeluarkan beberapa jurus (jurus mabuk, jurus ini, jurus itu, wkwkwk,red), akhirnya dia bisa mengalahkan kelima preman itu. Aku sangat kagum dengan ketangguhannya. Setelah bisa membuat para preman itu lari terbirit-birit, dia menghampiriku.

“kau tidak apa-apa ??”
“aku tidak apa-apa. Hyun Joong bagaimana kau bisa ada disini ??”
“tadi aku sedang perjalanan pulang, kemudian aku melihatmu masuk ke gang sempit ini. aku tau kalau gang ini sangat berbahaya dan banyak preman. Karena itulah aku mengikutimu. Dan ternyata benar dugaanku. Preman-preman itu mengganggumu.”
Aku hanya terdiam.
“haaah.. kau ini. Masih banyak jalan yang lebih aman, kenapa kau lewat jalan ini ??”
“aku fikir, aku akan cepat sampai rumah kalau lewat jalan ini.”
“apa kau sudah pernah melewati jalan ini sebelumnya ??”
Aku menggeleng.
“haaaah… lain kali jangan lewat jalan ini lagi. Kalau terjadi apa-apa denganmu bagaimana ??”
Aku mengangguk.
“aku antar kau pulang.”
“tidak usah. Aku bisa pulang sendiri.”
“jangan menolak !!”

Dia mengantarku pulang. Karena kejadian ini dia jadi tau rumahku. “ooh.. jadi disini rumahmu nona kancil ??”
Aku mengangguk.
“dari tadi kau diam saja. Benarkah kau tidak apa-apa ??”
“ne.”
“masuklah. Kau kelihatan sangat lelah. Sampai jumpa.”
“sampai jumpa.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lovely Day In High School Part 1a



“aku pulaaaang…” (membuka pintu)
“ah.. kau sudah pulang. Cepat ganti baju. Ibu sudah siapkan makan malam.”
“baik..”

Aku Song Jee Hoon. Biasa di sapa Jee Hoon. Sekarang sedang menempuh pendidikan kelas 2 di SMA KonKuk(ngarang aja. Hegh..hegh.., red), Seoul. SMA KonKuk adalah SMA favorit. Hanya orang-orang pilihan yang dapat bersekolah di SMA KonKuk. Aku bisa bersekolah di SMA KonKuk karena mendapat beasiswa. Kalau tidak ada beasiswa, mungkin SMA KonKuk hanyalah sekolah impian yang tak kan pernah bisa menjadi  kenyataan, karena aku hanya berasal dari keluarga sederhana.

“Jee Hoon cepaaat..” kata ibu
“iya bu..”

Aku menuju ke ruang makan.  Ibu dan kakak (laki-laki) ku sudah menunggu di ruang makan.

“kau ini lama sekali. Aku sudah kelaparan gara-gara menunggumu.” Kata kakak
“mianhae Geun Suk Oppa”

Ya, Jang Geun Suk.. itulah nama kakak laki-laki ku. Aku dan Geun Suk Oppa sering bertengkar. Tapi kadang-kadang kami juga sangat kompak. Kak Geun Suk adalah kakak yang sangat bertanggung jawab. Dia selalu melindungiku, walaupun kadang-kadang dia menyebalkan. Kak Geun Suk sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Kyung Hee. Salah satu universitas terfavorit di Seoul. Aku dan Geun Suk Oppa sangat beruntung bisa bersekolah di tempat favorit. Kak Geun Suk memang orang yang sangat jenius. Dan aku beruntung punya kakak jenius seperti kak Geun Suk. Karena kejeniusannya menurun kepadaku. Wkwkwk.. ^-^

“ah.. sudah-sudah. Jangan bertengkar. Cepat makan. Nanti keburu dingin.”
“iya eomma.. selamat makaaaan…” kataku dan Geun Suk Oppa bersamaan.

“aaaah…. Kenyangnya..” kata kakak

Aku baru sadar, ternyata ayah tidak ikut makan malam bersama kami. Aku bertanya pada ibu.

“ayah dimana bu ??”
“ayahmu masih kerja.”
“belum pulang ??”
“iya. Tadi ayahmu bilang, hari ini dia lembur.”
“oooh..”

“heeh.. kau sudah belajar ??” tanya Kak Geun Suk padaku.
“kau sendiri apa sudah belajar ??”
“kau ini.”
“apa ??”
Kak Geun Suk memasang wajah jengkelnya.. haha.. lucu sekali. ^-^

“aduh.. kalian ini.. setiap hari selalu bertengkar.” Kata ibu
“dia yang memulai bu..” kataku sambil menunjuk Geun Suk Oppa
“apa kau bilang ?? naega ??”
“iya.. kau”
“kau.”
“kau.”
“kaaaau.”
“Oppa.. kau sangat menyebalkan.”
“kau juga.”
“sudah.. jangan bertengkar lagi. Geun Suk, Jee Hoon. Masuk ke kamar kalian.” Kata ibu

Aku dan Geun Suk Oppa masuk kamar masing-masing.



***



Aku berjalan sendirian di koridor depan perpustakaan sekolah sampai ada yang memanggilku dari belakang.

“hey.. Song Jee Hoon.”
“ah, Park Shin Hye.”
“annyeong haseyo..”
“annyeong haseyo..”

Park Shin Hye adalah sahabatku. Selain Park Shin Hye, aku masih mempunyai satu sahabat lagi, laki-laki. Namanya Lee Hong Ki. Lee Hong Ki adalah orang yang sangat periang. Dia selalu menjadi titik terang bagi aku dan Shin Hye. Park Shin Hye dan Lee Hong Ki adalah sahabat terbaikku sejak kecil.

“Jee Hoon…. Shin Hye… tunggu aku.”
“Hong Ki..??”
“tungguuuu….”
“aah… anak ini, selalu seperti ini. tidak pernah berubah.” Gerutu Shin Hye.
Aku hanya tersenyum..
Sambil terengah-engah karena habis berlari-lari. “hah.. gomaweo.. sudah mau menungguku. Kalian memang sahabat terbaikku.” Memeluk aku dan Shin Hye erat-erat..
“uhuk..uhuk.. Hong Ki lepaskan aku. Aku tidak bisa bernafas.” Kataku.
“iya Hong Ki, lepaskan aku.”
“ah,, iya..iya.. mianhae..”

Kali ini waktunya pelajaran hanguk. Pelajaran yang mempelajari hal-hal tentang Korea. Mulai dari sejarah hingga adat istiadat. Di tengah-tengah pelajaran, ada sekelompok lelaki yang masuk kelasku. Mereka begitu asing di mataku juga di mata anak-anak yang lain. Sekelompok lelaki yang masuk kelasku itu ada lima orang.

Salah satu dari lima lelaki itu memberi salam kepada guru yang sedang mengajar di kelasku sekarang. “annyeong hasimnika..”
“oh.. annyeong haseyo. Kalian sudah datang rupanya.”
“iya..”
“masuklah.. dan perkenalkan diri kalian masing-masing..”

Aku berbisik kepada Shin Hye dan Hong Ki. “siapa mereka ??”
“aku juga tidak tau. Tapi yang jelas mereka tampan sekali..”
“apa ??” sahut Hong Ki.
“mereka sangat tampan.. iya kan Jee Hoon.”
“Jee Hoon, jangan dengarkan dia.”
“kau ini kenapa ??”
“ah,, aniyeyo.. aniyeyo..”
“kau ini aneh sekali.”
“aku ini laki-laki.. wajar kalau aku merasa risih jika kalian bilang ada lelaki lain yang lebih tampan dari aku.”
“aaah… ternyata kau cemburu  ya Hong Ki ?? ha ??” Shin Hye meledek Hong Ki.
“kalian ini.. Hong Ki, kau tidak perlu cemburu. Karena bagiku, kau lebih keren dari pada mereka.” Kataku.
“apa Jee Hoon ?? Kau bilang apa ?? aku lebih keren daripada mereka ??”
Aku mengangguk.
“kau serius ??”
Aku mengangguk lagi.
Hong Ki kembali memelukku. Bahkan kali ini lebih erat daripada yang tadi. “Jee Hoon.. Gomaweo.. Kau.. kau.. kau telah membuat suasana hatiku menjadi lebih baik.”
“iya..iya.. Hong Ki. Tapi.. tapi.. bisakah kau melepaskan pelukanmu ini ??”
“mianhae..mianhae.. lagi-lagi aku membuatmu sesak nafas ya ??”
J
“haha.. Hong Ki.. Hong Ki..” sahut Shin Hye.

Kelima lelaki itu mulai memperkenalkan diri mereka.

“annyeong haseyo.. Kim Hyun Joong imnida.”
“annyeong haseyo.. Kim Hyung Joon imnida.”
“annyeong haseyo.. Heo Young Saeng imnida.”
“annyeong haseyo.. Park Jung Min imnida.”
“annyeong haseyo.. Kim Kyu Joong imnida.”

Setelah memperkenalkan nama mereka masing-masing, satu dari mereka menjadi perwakilan untuk memberi tahu asal usul mereka. Dia adalah lelaki yang bernama Kim Hyun Joong.

“kami pindahan dari SMA Kyonggi (ngarang juga hehe, red). Kami pindah ke sini karena kami merasa sekolah ini benar-benar sekolah yang menjadi primadona. Kami akan merasa sangat terhormat jika bisa di terima di sekolah ini dengan baik. Mannasso pangawoyo.. Gamsahamnida.. ”

Guru kami mempersilahkan kelima lelaki itu untuk mencari tempat duduk yang masih kosong. “di sini masih ada bangku yang kosong. Kalian bisa duduk di bangku tersebut.”
“gamsahamnida..” kata kelima lelaki itu.

“aah.. gawat..” kataku.
“kenapa Jee Hoon ??” tanya Hong Ki.
“kau lihat.. di sebelah bangku ku ini masih ada yang kosong. Salah satu dari mereka pasti ada yang duduk disini. Haaaish..”
“heh.. kau ini aneh sekali. Kau tidak mau duduk bersama mereka ?? para lelaki tampan. Hah ??” sahut Shin Hye.
“apa kau tidak mendengar ucapan Jee Hoon tadi. Kata Jee Hoon, aku lebih keren daripada mereka. Karena itulah Jee Hoon tidak begitu berminat duduk dengan mereka. Iya kan Jee Hoon ?? Tidak seperti kau.” Kata Hong Ki.
Aku menjawab pertanyaan Hong Ki. “iya Hong Ki. Ketenanganku pasti akan terganggu karena keberadaan mereka. Aku yakin itu.”

Ternyata benar dugaanku. Salah satu dari mereka ada yang menuju ke arahku.

“heh.. aku mau duduk.”
“a..apa kau bilang ??”
“aku mau duduk.”
“hash.. lancang sekali kau.”
“lancang ??”
“iya.. kau sangat lancang. Tidak permisi dulu. Bisakah kau bersikap lebih sopan. Hah ??”
Dia mengacuhkan perkataanku dan langsung duduk di sampingku.
“kau… dasar siswa baru tidak tau sopan santun.” Gerutuku. “kenapa harus dia yang sebangku denganku ??”
Lelaki itu memasang senyum sinis kepadaku.
“apa kau ??”
“kau lucu sekali kalau sedang marah. Haha..”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
welcome to my blog. you can found about my daily activity or an other news info in the world

Mengenai Saya

Pengikut

Cari Blog Ini